Biografi Ulama Hadis
BAB I
PENDAHULUAN
Mempelajari hadits merupakan sesuatu yang sangat urgen, sebab hadits
merupakan salah satu pegangan dalam ajaran islam. Begitu pula dalam mempelajari
ilmu hadits tak bisa dielakkan dalam mempelajari sejarah para periwayatnya
untuk mengetahui kedudukan suatu hadits. Demikian juga dalam mentakhrij suatu
hadits, maka kita harus mengetahui tentang biografi perawi hadits dan karya-
karnya.
Kedudukan hadits juga akan dipengaruhi oleh siapa yang meriwayatkannya,
setelah diketahui bagaimana seorang rawi maka ini merupakan salah satu faktor
penentu apakah hadits tersebut shahih, hasan, atau dhaif
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai biografi dan hasil karya dari enam imam perawi hadits yaitu Imam Bukhari, Imam muslim, Turmudzi, Abu daud, An-nasa’iy, dan Ibnu majah.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai biografi dan hasil karya dari enam imam perawi hadits yaitu Imam Bukhari, Imam muslim, Turmudzi, Abu daud, An-nasa’iy, dan Ibnu majah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Geografi
Para Perawi Hadits
1.Imam Bukhari
a.
Nama
dan tempat kelahirannya
Nama lengkap beliau adalah Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Al- Mughirah bin Bardizbah, beliau adalah seorang ulama hadits yang
sangat masyhur, kelahiran bukhara, suatu kota di usbezkistan, wilayah Uni
sovyet, yang merupakan simpang jalan antara rusia, persi, Hindia, dan tiongkok.
Beliau lebih terkenal dengan nama bukhary ( putra daerah bukhara). Beliau
dilahirakan setelah shalat jum’at, pada tanggal 13 bulan syawal, tahun 194 H.
(810 M). Seorang Muhadditsin yang jarang tandingannya ini, sangat wara’,
sedikit makan, banyak membaca Al- Qur’an, baik siang maupaun malam, serta gemar
berbuat kebajikan kepada murid- muridnya.[1]
b.
Perhatiannya
terhadap Ilmu Hadits.
Sejak berumur kurang lebih 10 tahun sudah mempunyai perhatian dalam
ilmu ilmu Hadits, bahkan sudah mempunyai hafalan hadits yang tidak sedikit
jumlahnya. Beliau merantau kenegeri syam, mesir, jazirah, ke basrah, ke hijaz,
yang bermukim selama enam tahun dan pergi ke bagdad bersama- sama para ahli
hadits yang lain. Ketika beliau peergi ke bagdad para ulama hadits bersepakat
menguji ulama muda yang mulai menanjak namanya. Ulama hadits tersebut terdiri
dari sepuluh orang yang masing- masing akan mengutarakan sepuluh hadits kepada
beliau, bukhari di undang padasuatu pertemuan umum yang di hadiri oleh
muhadditsin dari dan luar kota bahkan
juga ulama dari khurasan.
Satu demi satu dari 10 ulama hadits tersebut mennanyakan sepuluh
hadits yang telah mereka persiapkan. Jawaban beliau terhadap setiap hadits yang
di kemukakan oleh penanya pertama ialah “ saya tidak mengetahuainya”.
Demikianlah selesai penanya pertama, majulah penanya kedua dengan satu persatu
di kemukakan hadits yang suadah di siapkan dan seterusnya sampai selesai
penanya yang ke sepuluh, jawabaanya pun tetapa sama. tetapi setelah beliau
mengetahui gelagat mereka yang bermaksud mengujinya, lalu beliau menerangkan
dengan memebenarkan dan mengembalikan sanad- sanadnya pada matan yang sebenarnya,
sampai selesai semuanya. Para ulama yang tercengang dan terpaksa mengakui
kepandaiannya, keteletiannya, dan hafalannya dalam ilmu hadits.
c.
Guru
dan Muridnya
Di antara guru- gurunya dalam memperoleh Hadits antara lain Ali Bin
al- madini, Ahmad bin Hanbal, yahya bin ma’in, Muhammad bin yusuf al- faryabi,
makki bin Ibrahim al- bakhi, dan Muhammad bin yusuf al- baykandi.[2]
Banyak ulama atau rawi yang di temui sehingga bukhari banyak
mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan
keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mengecek keakuratan sebuah
hadits, dan ia berkali- kali mendatangi ulama atau rawi meskipun berada di kota
atau negeri yang jauh. Di sela- sela kesibukkanya sebagai ulama dan pakar
hadits, ia juga di kenal sebagai ulama dan ahli figh, bahkan tidak lupa dengan
kegiatan kegiatan olaraga dan rekreatif seperti memanah sampai mahir.
Adapun di antara murid- muridnya, syek Abu zahrah, abu hatim
tirmidzi, muhammad Ibnu nasr, dan Imam muslim.
d.
Karya-
karyanya.
Karya- karya beliau bnayak sekali antara lain:
1.
Jami’us
shahih
Yakni
kumpulan hadits- hadits shahih yang beliau persiapkan selama 16 tahun lamanya.
Beliau sangat berhati- hati menuliskan tiap hadits pada kitab ini, setiap
hendak mencamtumkan dalam kitabnya, beliau lebih dulu mandi dan shalat
istikharah, minta petunjuk baik kepada Allah tentang hadits yang kan di
tulisnya.
2.
Qadlayas-shahabah
wa-tabi’in
3.
At-tharikhu’l-
khabir
4.
At-tarikhu’l-
Ausath
5.
Al-
‘Adabu’l- Munfarid
6.
Birru’l-
walidain
e.
Taggal
wafatnya
Beliau wafat pada malam sabtu selesai salat ‘isya’, tepat pada
malam Idul fitri tahun 252 H. (875 M). Dan dikebumikan sehabis salat dhuhur
dikhirtank, suatu kampung tiodak jauh dari kota samarkhand.
2. Imam Muslim
Nama lengkapnya
adalah Abu Husain Muslim bin Al- Hajj Al- Quraysyi An- Naysasaburi. Beliau
lahir di Naisabur pada tahun 2004 H/ 820 M yaitu kota kecil yang terletak di
negara Iran. Beliau salah seorang ahli hadits terkemukakan dan murid Al-
bukhari. Sejak kecil beliau belajar hadits ke beberapa guru di berbagai negara
antaranya ke Hijaz, syam,irak, mesir dan lin- lain. Seperti gurunya al-
bukhari. An- Nawawi berkata: imam muslim seorang yang sangat berhati- hati,
teguh penderian, wara’ dan ma’rifat.[3]
Ia juga sudah
belajar hadits sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar dari guru-
guru Al- Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima hadits dari
imam muslim, termasuk tokoh- tokoh ulama pada masanya, ia juga telah menyusun
beberapa karangan yang bermutu dan bermamfaat. Yang paling bermamfaat adlah
kitab shahihnya yng terkenal dengan shshih muslim, kitab ini di susun lebih
sistematis dari shahih bukhari. Kedua kitab shahihi ini shahih bukhari dan
shahih muslim biasa di sebut dengan as- shahihain. Kedua tokoh hadits ini biasa
di sebut asy- syaikhani.[4]
Ia belajar hadits
sejak usia dini yaitu saat ia berusia 16 tahun, yaitu mulai tahun 218 H. Ia
pergi ke Hijaz, irak, syam, mesir, dan
negara- negara lain. di khurasan ia berguru kepada yahya bin yahya, ishak bin
rawaih, di ray, ia berguru kepada Muhammad bin mahran dan Abu Ansan, di Irak,
ia belajar hadits kepada Imam Ahmad dan Abdullah bin maslamah, di Hijaz, ia
belajar kepada sa’id bin mansur dan Abu Mas’ Abuzar, di Mesir ia berguru kepada
Amru bin sawad, Harmalah bin yahya, dan kepada ulama Hadits yang lain. ketika
Imam bukhari datang ke Naisabur Imam Muslim sering datang kepadanya Untuk
berguru sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya.
Imam Muslim pada minggu sore dan kebumikan di kampung
Nasir abad, salah satu daerah di luar naisabur, pada hari senin, 25 ra’jab 261
H,/ 5 mei 875 M. Dalam usia 55 tahun. Imam muslim meninggalkan karya tulis yang
tidak sedikit jumlahnya, di antaranya: Al- jami’ ash- shahih atau lebih di
kenal sebagai shahih muslim, Al- Musnad Al – kabir, Al- Asma Wal- kuna,
Al-Ilal, Al- Al-Aqran, kitab su’alat Ahmad bin Hambal, Al-ntifa’ bi uhubis
siba’, al- muhadramin, ma laisa lahu illa rawin wahid, auladish shahabah, auham
al-muhadditsin. Diantara karya-karyanya tersebut yang termasyhur ialah
ash-shahih yang mempunyai judul
lengkapnya al-musnad ash-shahih al-mukhtasar min as-sunan bin naql al-‘adl
‘an rasul Allah.
Beliau mengambil hadits secara qira’ah dari Nafi’ bin Abi Nua’im, Az-zuhry,
Nafi’, pelayan ibnu Umar r.a dan lain sebagiannya. Ulama-ulama yang pernah berguru
kepada beliau antara lain : al-Auza’iy, Sufyan ats-Tsaury, Sufyan bin Uyainah,
Ibnu’I Mubarak, asy-Syafi’iy, dan lain sebagainya.
Disamping keahliannya dalam bidang ilmu fiqhi, seluruh ulama telah
mengakuinya sebagai muhaddits yang tangguh , seluruh warga Negara Hijaz
memberikan gelar kehormatan baginya “Sayyidi Fuqaha’i-Hijaz”. Imam Yahya bin
Sa’id al-Qahthan dan Imam Yahya bin Ma’in menggelarinya sebagai Amirulmukminin
Fi’I-Hadits.
Imam Bukhari mengatakan bahwa sanad yang dikatakan ashahu’i-asnaid, ialah
bila sanad itu terdiri dari Malik, Nafi’I, dan Ibnu’Umar r.a.
Karya beliau yang sangat gemilang dalam bidang ilmu hadits, ialah
kitab-kitab Al-Muwaththa tersebut ditulis pada tahun 144 H, atas anjuran
khalifah Ja’far al-Manshur, sewaktu bertemu di saat-saat menunaikan ibadah
haji.
Beliau wafat pada hari ahad, tanggal 14 Rabiul Awwal tahun 169 (menurut
sebagian pendapat, tahun 179 H), di Madinah, dengan meninggalkan orang putra : Yahya, Muhammad dan Hammad.
3. Imam Abu Daud
Nama lengkapnya adalah Abu daud sulaiman bin Al- asy’ats bin Is- haq as-
sijistani. Beliau di nisbatkan kepada tempat kelahirannya, yaitu di sijistan(
terletak antara iran dengan afganistan). Beliau di lahirkan di kota tersebut,
pada tahun 202 H. ( 817 M).[5]
Guru-guru dan Murid- muridnya
Di antara guru- gurunya adalah
Imam ahmad, al- Qanabiy, Sulaiman bin harb, Abu Amr Adh- Dhariri, Abu walid
Ath- Thayalisi, Abu zakarya yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair bin Harb,
Ad- Darimi dan lain- lain.
Murid- muridnya cukup banyak antara lain Imam turmudzi Imam Nasai, Abu
ubaid al- ajury, Abu Thayib Ahmad bin Ibrahim Al- bagdadi, Abu Amr Ahmad bin
Ali basrhy, Abu bakar bin Muhammad Muhammad Al- Khollal Al- faqih, Ismail bin
Muhammad Ash Shofar, Abu Bakar bin Abi daud, dan lain- lain.
Pujian para Ulama Terhadapnya
Para ulama telah sepakat menetapkan beliau sebagai
hafidz yang sempurna, Pemilik Ilmu yang melimpah, Muhaddis yang terpercaya,
wira’i dan mempunyai pemahaman yang tajam, baik dalam bidang ilmu hadits maupun
lainnya, Al- khatani berpendapat bahwa tidak susunan kitab Ilmu agama setara
dengan Kitab Sunan Abu daud. Ibnu Arabi
mengatakan, barang siapa yang dirumahnya ada AlQur’an dan kitab dan
kitab sunan abu daud, tidak usah memerlukan kitab-kitab lain. imam Ghazali juga
memandang cukup, bahwa kitab sunan abu daud itu dibuat pegangan bagi para
mujtahit. Beliau wafat pada tahun 275 H. (889 M).di Basrah.
4. Imam At- Turmudzi
Biografi Al-Tirmizi
Nama lengkap tirmizi ialah Abu isa muhammad bin isa bin surah adalah
seorang muhaddis yang di lahirkan di kota turmudz, sebuah kota kecil dipinggil
utara sungai amudaria, sebelah utara iran beliau di lahirkan di kota tersebut
pada bulan zulhijjah tahun 200 H. ( 824 M).[6]
Imam bukhari dan
Imam Turmudzi, keduanya sedaerah, sebab bukhara dan turmudz itu adalah satu
daerah dari daerah waraun-nahar.
Guru- guru dan
Muridnya
Beliau mengambil Hadits dari Ulama Hadits yang ternama seperti:
Qutaibah bin sa’id, ishak bin musa, Al- bukhri dan lain- lain. orang- orang
banyak belajar hadits pada beliau dan di antara sekian banyak muridnya antara
lain: Muhammad bin Ahmad bin mahbud.
Karya- Karya nya
Beliau menyusun kitab sunan dan kitab ilalul Hadits. Kitab sunan
ini bagus sekali, Banyak faedahnya dan hukum- hukumnya lebih tertib. Setelah
selesai kitab ini di tulis, menurut pengakuan beliau sendiri di kemukakan
kepada ulama Hijaz, Irak dan khurassan, dan ulama tersebut meridhainya, serta menerimanya dengan baik. “
barang siapa yang menyimpan kitab saya ini”, kata beliau, “ seolah- olah di
rumahnya ada seorang nabi yang selalu berbicara”. Pada akhirnya kitab belaiau
menerangkan, bahwa semua Hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah ma’mul (
dapat di amalkan). Beliau wafat di Turmudz pada akhir ra’jab tahun 279 H. (892
M).
5. Imam An-
Nasa’iy ( 215 H.- 303 H= 839 M.- 915 M)
Nama dan tanggal lahirnya
Imam an- nasa’iy nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdi’r- Rah- man Ahmad
bin syu’iab bin Bahr. Nama beliau di nisbatkan kepada kota tempat beliau
dilahirkan. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H. Di kota nasa yang masih termasuk
wilayah khurasan.[7]
Seorang muhaddits putra nasa
yang pintar , wara’iy, hafidz lagi takwa ini, memilih negara mesir sebagai
tempat untuk bermukim dalam menyiarkan hadits- hadits kepada masyarakat.
Guru- guru dan muridnya
Guru- guru beliau
antara lain Qutaibah bin sa’id, is- haq bin ibrahim dan imam- imam hadits dari
khurasan, Hijaz, Irak dan mesir.
Murid- murid beliau antara lain: Abu Nasher ad- dhalaby dan abdul-
qasim At Thabary.
Karya-karyanya
Karya beliau yang
utama adalah Sunnanu’l- kubra; yang akhirnya terkenal dengan nama sunan an-
nasa’iy, Kitab sunan ini adalah kitab sunan yang muncul setelah shahihain
yang paling sedikit hadits dhaifnya, tatapi paling banyak pengulangannya.
Misalnya hadits tentang niat, di ulangnya sampai 16 kali. Sunan imam An-
nasa’iy selesai menyusun sunan kubranya beliau lalu menyerahkannya kepada Amir
Ar- Ramlah. Kata Amir: Hai, ‘Abu ‘Abdur- rahman, apakah hadits- hadits yang
saudara tuliskan itu shahih semuanya?” Ada yang shahih dan ada yang tidak”
sahutnya. “ kalau demikian”, kata Amir, “ pisahkanlah yang shahih- shahih
saja.” Atas perintah Amir ini maka beliau berusaha menyeleksikan, kemudian
dihimpunya hadits- hadits pilihan ini dengan nama : Al- Mujtaba( pilihan).
Taggal wafatnya
Beliau wafat pada haris senin, tanggal 23 bulan shafar, tahun 303
H. ( 915 M.), di Ar-ramlah. Menurut suatu pendapat meninggal di mekkah, yakni
di saat beliau mendapat pecobaan di damsyik, meminta supaya di bawa ke makkah,
sampai beliau meniggal dan kemudian dikemukabumikan di suatu tempat antara
shafa dan marwa.
6. Imam Ibnu
Majah (207 H-273 H= 824.-887 M)
Nama dan taggal kelahirannya
Ibnu majah adalah
nama nenek monyang yang berasal dari kota qazwin, salah satu kota iran. Nama lengkap imam hadits hadits yang terkenal
dengan sebutan neneknya ini adalah Abu ‘Abdillah bin Yazid Ibnu majah. Beliau
di lahirkan di Qazwin pada tahun 207 H. (824 M. )
Sebagaimana halnya para muhadditsin dalam mencari hadits memerlukan
perantauan ilmiah, maka beliau pun berkeliling di beberapa negeri, untuk menemui
dan berguru hadits kepada para ulama hadits.
Guru- guru dan murid- muridnya
Dari tempat
perantauannya itu beliau bertemu dengan murid- murid Imam malik dan Al- laits,
dan dari beliau- beliau inilah beliau banyak memperoleh hadits- hadits.
Karya- karyanya
Beliau menyusun
kitab sunan yang kemudian terkenal dengan nama sunan Ibnu Majah, sunan ini
merupakan sunan yang empat. Dalam sunan ini banyak terdapat hadits dhaif,
bahkann tidak sedikit hadits yang mungkar. Al- Hafiz al- muzy berpendapat,
bahwa hadits gharib yang terdapat dalam sunan ini, kebanyakan adalah dhaif.
Karena itulah para ulama mutaqaddimin memandang, bahwa kitab Muwatha’ imam
malik menduduki pokok kelima, buka sunan ibnu majah.
BAB III
KESIMPULAN
Imam bukhari bernama lengkap Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Al- Mughirah bin Bardizbah, beliau adalah seorang ulama hadits yang
sangat masyhur, kelahiran bukhara, suatu kota di usbezkistan, wilayah Uni
sovyet, yang merupakan simpang jalan antara rusia, persi, Hindia, dan tiongkok.
Di antara karya- karya beliau bnayak sekali antara lain: Jami’us shahih, Qadlayas-shahabah
wa-tabi’in, At-tharikhu’l- khabir, At-tarikhu’l-
Ausath, Al- ‘Adabu’l- Munfarid, Birru’l- walidain.
Imam muslim bernama lengkapnya
adalah Abu Husain Muslim bin Al- Hajj Al- Quraysyi An- Naysasaburi. Beliau
lahir di Naisabur pada tahun 2004 H/ 820 M. Karya beliau yang
sangat gemilang dalam bidang ilmu hadits, ialah kitab-kitab Al-Muwaththa
tersebut ditulis pada tahun 144 H, atas anjuran khalifah Ja’far al-Manshur,
sewaktu bertemu di saat-saat menunaikan ibadah haji. Abu daud bernama lengkap
Abu daud sulaiman bin Al- asy’ats bin Is- haq as- sijistani.
Nama lengkap imam Tirmizi ialah Abu isa muhammad bin isa bin surah
adalah seorang muhaddis yang di lahirkan di kota turmudz, sebuah kota kecil
dipinggil utara sungai amudaria, sebelah utara iran beliau di lahirkan di kota
tersebut pada bulan zulhijjah tahun 200 H. ( 824 M).
Imam an- nasa’iy nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdi’r- Rah- man Ahmad
bin syu’iab bin Bahr. Karya beliau yang utama adalah Sunnanu’l- kubra; yang
akhirnya terkenal dengan nama sunan an- nasa’iy.
Imam Ibnu majah terkenal dengan sebutan neneknya ini adalah Abu
‘Abdillah bin Yazid Ibnu majah. Beliau di lahirkan di Qazwin pada tahun 207 H.
(824 M. di antara karya Beliau adalah menyusun kitab sunan yang kemudian
terkenal dengan nama sunan Ibnu Majah, sunan ini merupakan sunan yang empat.
DAFTAR PUSTAKA
Fatchur Rahman, Ikhtisar
Mushtalahul Hadits, 1974 (Bandung: PT Alma ‘arif).
Agus sholahuddin
dan Agus suyadi, Ulumul Hadits, 2008(Bandung: Pustaka Setia).
Abdul Majid
Khon, Ulumul Hadits,( jakarta: Amzah, 2010
Muhammad Ajjaj
Al- Khatib, Ushul Al- Hadits, di Terj,
M. Qodirun Nur dkk, 2007( Jakarta: gaya Media Pratama Jakarta).
Arifuddin
Ahmad, Paradigma Baru memahami Hadits Nabi, 2005 (Jakarta: Renaisan).
[1]
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushtalahul Hadits, ( Bandung: PT Alma ‘arif,
1974) Hal. 375-376
[2]
Agus sholahuddin dan Agus suyadi, Ulumul Hadits, (Bandung: Pustaka
Setia, 2008) Hal. 231
[3]
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits,( jakarta: Amzah, 2010) Hal. 259-260
[4]
Agus sholahuddin dan Agus suyadi, Ulumul..,Hal. 234
[5]
Agus sholahuddin dan Agus suyadi, Ulumul..,241
[6]
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushtalahul..,Hal.382
0 comments:
Post a Comment